Tugas Sekolah

Panggil saja Harun, dia merupakan salah satu siswa kelas dua di salah satu Murid Di Smp Swasta di Kota Medan. Harun merupakan anak yang cukup Pendiam disekolahnya, ini bukan karena Harun seorang bermodis ataupun orang tajir.

Ini karena Harun merupakan anak yang paling Pendiam, tak heran Harun menjadi bahan Kucilan teman-temannya. Bukan Harun tak bisa melawan ejekan teman-temannya, namun Harun tidak mau ada masalah lain yang nantinya menimpanya.

Kala itu hari masih pagi, Harun dengan mengenakan tas gendong berwarna biru, dengan bergegas ke arah kelas. Namun, tak sengaja menyenggol salah satu Circle yang cukup Menganggu di sekolannya.

Dialog Drama

Mizan : “Woooy. . . !! Maen serobot aja loh?”
(sambil menarik tas Harun)

Arkan : “Hajar Aja Zan, gak sopan tuh orang”
(sambil melotot)

Harun : “Maaf Zan, gak sengaja”
(Harun nunduk)

Lalu dari arah belakang Harun, ada salah satu anggota Circle yang meringkus kepala Harun dengan kantong plastik.

Bina : “Ayo.. ! Jangan nyantai saja, bawa Harun ke WC nanti Kepsek dateng.”

Circle Penganggu tersebut membawa Harun ke WC, hal tersebut tidak diketahui oleh guru ataupu staf sekolah lainnya. Anak-anak pun tidak berani ikut campur masalah dengan Circle badung tersebut. Harun ditinggalkan di WC sekolah dan dihajar habis-habisan, sehingga seluruh wajah Harun memar terkena pukulan.

Bel sekolah pun berbunyi tanda masuk sekolah, Harun pun bergegas masuk ke kelas dengan wajah bonyok penuh memar.

Pak Guru : “Pagi Anak-anak, gimana kabar kalian hari ini?”
(Pak guru sambil mengeluarkan buku dalam tasnya)

Siswa : “Baik Pak” (dengan serentak)

Pak Guru :”Hmmm..! Tapi kayaknya ada yang lagi gak baik nih. Owh ya, Run kenapa wajahmu memar-memar?
(heran)

Harun : “Anu Pak, tadi Harun klepeset”

Pak Guru :”Owh.. Ya, udah nanti kamu harus lebih hati-hati lagi..

Harun : “i..iya pak”
(jawab Harun)

Pada peristiwa yang Harun alami tersebut, tidak ada seorang pun yang mau ngasih tahu dan tidak mau tahu apa yang menimpa Harun tersebut. Pelajaran pertama pun berakhir, lanjut dengan pelajaran kedua yaitu pelajaran Aqidah Ahlak.

Pada pelajaran tersebut Bu guru menerangkan bahwa tentang hukuman orang yang berbohong, pada pelajaran tersebut Harun merasa bersalah karena telah berbohong pada Pak Guru. Waktu istirahat pun tiba, Harun pun bergegas ke ruang guru untuk menemui Pak Yusuf.

Harun : ” Assalamualaikum Pak, maaf sebelumnya ganggu Bapak”

Pak Guru : “Gak lagi sibuk kok yo, ada apa ya yo. Tumben, gak biasanya”

Harun : “Gini Pak, Saya minta maaf telah berbohong tadi. Sebenarnya Saya habis digebukin anak geng badung”

Pak Guru : “Loh, emang ada masalah apa kalian?”
(heran)

Haru  : “Harun gak sengaja menyeggol mereka pak”

Pak Guru : “Ya udah nanti saya panggil mereka yo. Kamu gak usah takut lagi”

Harun :”Makasih ya Pak, Harun pamit dulu mau ke kelas”

Harun pun kembali ke kelas dengan tenang. Ke esokan harinya anak Circle Penganggu dipanggil ke kantor sekolah, untuk dimintai pertanggung jawabannya. Akhirnya, Harun pun mendapatkan pujian dari teman sekelasnya karena Harun berani melaporkan kenakalan Circle Penganggu.

Nikei selaku teman sekelas Harun merasa kagum dengan Harun, walaupun Harun seorang paling Pendiam tapi dia berani melaporkan Circle Penganggu. Saat pulang sekolah, tidak biasanya Harun pulang bareng bersama Nikei, sambil bercengkrama akrab.

Nikei : “Run, gue salut sama lu. Berani ngelaporin tingkah jelek Circle itu”

Harun : “Sebetulnya, gue juga takut. Tapi, ini harus”

Nikei : “Iya yo, semoga mereka sadar”

Harun : “Itu yang gue harapkan Kei”

Nikei : “Owh ya yo, nanti siang kita ngerjain PR matematika bereng yuk. Soalnya, gue gak paham betul”

Komentar